Tuesday, March 16, 2010

Microsoft Resmi Gabung Yahoo Untuk Lawan Google

Liputan6.com, Setelah hampir sepuluh tahun melakukan penjajakan, akhirnya Departemen Kehakiman dan Komisi Eropa menyetujui penggabungan Microsoft dan Yahoo. Melalui kesepakatan penggabungan itu, situs pencari Yahoo akan dialihkan ke situs pencari Microsoft yakni Bing.com. Sebagai imbalannya, Yahoo akan mengelola penjualan iklannya dan memperoleh bagi hasil pendapatan dari traffic pengguna.

Kesepakatan penggabungan ini pertama kali diumumkan Juli 2009 lalu, namun kedua perusahaan harus menunggu untuk mendapatkan izin resmi dari kedua regulator, sebelum melangkah lebih lanjut.

Komisi Eropa mengatakan, pelanggan Microsoft dan Yahoo saat ini kurang dari 10 persen dari pasar mesin pencari di Eropa, sedangkan pelanggan Google sudah mencapai 90 persen. Penggabungan ini diharapkan bisa meningkatkan kompetisi untuk menandingi dominasi Google.

Steve Ballmer, Pemimpin Eksekutif Microsoft mengatakan, "Saya percaya bahwa bersama-sama, Microsoft dan Yahoo akan mempromosikan lebih banyak pilihan, nilai yang lebih baik dan inovasi yang lebih besar bagi para pelanggan kami dan juga untuk pengiklan dan penerbit." Sedangkan Carol Bartz, Pemimpin Eksekutif Yahoo menggambarkan kesepakatan itu sebagai "terobosan aliansi mesin pencari", demikian diwartakan Telegraph Kamis (18/2).

Yahoo berdiri sejak 1994 dan dibangun oleh Jerry dan David. Tahun 1995, Yahoo telah mencatat setidaknya 25 ribu website dan menjadi pesaing berat situs pencari Alta Vista. Yahoo mengunakan mesin yang dikenal sebagai Inktomi Engine. Kinerja Yahoo menurun sejak munculnya Google pada 2004 yang kini justru mendominasi pasar

YouTube Tambah Kemudahan Bagi Tunarungu

Liputan6.com, Beijing: Layanan video internet yang telah mendunia, YouTube, menginginkan videonya juga dapat dinikmati oleh segala kalangan, termasuk kaum tunarungu. Oleh karena itu, YouTube membuat auto-caption, yaitu dengan memunculkan subtitle (terjemahan) agar penyandang tunarungu dapat memahami isi videonya, deperti dilansir Xinhuanet, Jumat (5/3). Sayangnya, hingga saat ini caption hanya tersedia pada sejumlah kecil video.

Awalnya fitur ini hanya akan tersedia untuk konten bahasa Inggris. Namun, Youtube berencana untuk mengembangkan fitur itu ke dalam beberapa bahasa lain pada bulan-bulan mendatang. November lalu, YouTube telah menerapkan auto-caption ke beberapa mitra seperti pada Universitas California, Universitas Berkeley, Universitas Yale, dan National Geographic.

Tim proyek ini menekankan, bagaimanapun, produk ini tidak sempurna. Meskipun demikian, rencana YouTube itu telah menuai sambutan hangat dari para penyandang tunarungu.

Penyedia video tersebut, kini mampu menerapkan video pada mesin penyalin. Untuk video yang belum disalin, pengguna dapat meminta sendiri dengan menempatkannya di sebuah antrian salinan. Proses itu dapat berlangsung di mana saja, mulai dari satu hingga 24 jam. Sementara Google mencoba merealisasikanya secepat mungkin.(AST/AYB)