Thursday, May 19, 2011

Friendster ditutup 31 mei mendatang

Masih ingat dengan jejaring sosial Friendster? Situs yang dulunya menjadi raja di kelasnya kini mulai usang dimakan usia. Inovasi yang gencar dilakukan oleh pesaing terkuatnya, Facebook, telah membuat para penggunanya berpaling. Kini beredar kabar bahwa pengelola Friendster akan segera menutup semua layanannya pada tanggal 31 Mei mendatang.

Kabarnya, Friendster telah mengirimkan sebuah pesan untuk semua penggunanya. Dalam pesan tersebut, pihak pengelola Friendster meminta semua penggunanya untuk menyelamatkan semua data mereka termasuk foto juga aplikasi-aplikasi penting karena semua data dalam akun pengguna akan dihapus secara serentak pada tanggal 31 Mei 2011.

Friendster sempat menghasilkan hampir US$ 50 juta dalam modal ventura. Friendster akhirnya diakuisisi oleh MOL Global, perusahaan asal Malaysia yang berujung pada ketidakmampuan perusahaan untuk menaikkan pendapatan. Mungkin karena sebab itulah pihak pengelolanya memutuskan untuk menghentikan semua kegiatan operasional Friendster.(Mediabistro/ARI)

Google Musik akan dirilis

Mesin pencari terbesar dunia, Google, berencana meluncurkan layanan musik online. Mesin pencari lagu yang dinamakan MP3 Locker Online ini akan memudahkan pengguna internet untuk memiliki lagu yang mereka dengarkan secara online tanpa harus mengunduh.

Dalam konferensi pers di San Fransisco, Amerika Serikat, Selasa (10/5), Google mengatakan, "layanan ini sangat mudah karena lagu yang dinikmati pengguna bisa langsung tersambung ke komputer mereka atau perangkat Android lain. Sangat simpel, tidak perlu repot-repot mengunduh."

Layanan musik dari Google ini akan menjadi saingan terberat Amazon. Bedanya, gudang lagu dari Google ini bisa dinikmati pengguna secara gratis, tapi jika mengunduh dari Amazon, mereka harus membayar untuk setiap lagu.

Selain itu, rekaman raksasa dunia pun dikhawatirkan akan menolak teknologi dari Google ini. Hal itu karena Google tidak meminta izin kepada label rekaman yang tampaknya siap mengajukan tuntutan atas pelanggaran hak cipta.(metro.co.uk./AIS)

Facebook sewa Burson-Marsteller untik sudutkan google

Persaingan antara Facebook dan Google semakin panas. Setelah sebelumnya bertarung untuk mendapatkan Skype, kini dua perusahaan raksasa teknologi dunia maya itu kembali berseteru. Facebook dilaporkan telah menyewa sebuah perusahaan public relations (PR) untuk menyebarkan cerita anti-Google kepada pers Amerika Serikat. Perusahaan dimaksud adalah Burson-Marsteller, milik WPP.

Eksekutif Burson-Marsteller mendekati blogger ternama Christopher Soghoian yang mendesaknya untuk menyelidiki kebijakan privasi Google. Sebagai imbalannya, Soghoian akan mendapatkan akses ke situs berita berpengaruh seperti The Huffington Post dan The Washington Post.

Namun, kabar tersebut dibantah pengelola Facebook. Mereka berdalih bahwa mereka menyewa Burson-Marsteller untuk mendorong penyelidikan mengenai cara layanan terbaru Google, Social Circle, mampu mengumpulkan dan menggunakan data para penggunanya.

Dan Lyons, penulis untuk The Daily Best menemukan bukti bahwa Facebook menyewa perusahaan PR tersebut. Facebook kemudian mengakui hal itu kepada Lyons.

Lyons menulis: "Dihadapkan dengan bukti, juru bicara Facebook membenarkan hal itu dengan dua alasan. Pertama, Google diyakini mengungkap masalah privasi pengguna Facebook. Kedua, terkait upaya Google menggunakan data jejaring sosialnya menyongsong diluncurkan jejaring sosial versi Google. Seperti kasus mata-mata dalam Perang Dingin, kasus tersebut tumbuh akibat persaingan Google dan Facebook."

Persaingan tersebut telah banyak mendapat perhatan dari para ahli. "Jika Anda berusaha untuk menjatuhkan lawan dengan menyebarkan isu-isu negatif (black mail), maka Anda hanyalah memperpanjang konflik. Ketika Facebook dan Google terjerumus dalam sebuah persaingan, maka siapa pun yang dianggap publik sebagai pihak yang menyakiti pasti akan kehilangan pamornya," kata Larry L. Smith, pakar manajemen krisis.(ANS/AP)


liputan6.com