Friday, September 6, 2013

Authentic Happiness: Menciptakan Kebahagiaan dengan Psikologi Positif [Digital Version]

Authentic Happiness - Menciptakan Kebahagiaan dengan Psikologi Positif
Penulis: Martin E.P. Seligman, Ph. D.
Pengantar : Jalaluddin Rakhmat
Penerjemah: Eva Yulia Nukman
Penerbit: Mizan, 2005
Halaman: 410 
Bahasa: Indonesia
ISBN: 979-433-398-0  
Versi : Digital
Sekilas Tentang Buku Ini
Psikologi yang berkembang dewasa ini dapat disebut sebagai psikologi negatif, karena berkutat pada sisi-negatif manusia. Psikologi, karena itu, paling banter hanya menawarkan terapi atas masalah-masalah kejiwaan. Padahal, manusia tidak hanya ingin terbebas dari problem, tetapi juga mendambakan kebahagiaan. Adakah psikologi jenis lain yang menjawab harapan ini? 
Martin Seligman, seorang psikolog pakar studi optimisme, memelopori revolusi dalam bidang psikologi melalui gerakan Psikologi Positif. Berlawanan dengan psikologi negatif, sains baru ini mengarahkan perhatiannya pada sisi-positif manusia, mengembangkan potensi-potensi kekuatan dan kebajikan sehingga membuahkan kebahagiaan yang autentik dan berkelanjutan.

Dalam buku revolusioner yang ditulis dengan gaya populer ini, Seligman memperkenalkan prinsip-prinsip dasar Psikologi Positif, ciri-ciri kebahagiaan yang autentik, dan faktor-faktor pendukungnya. Dengan metode-metode praktis yang dirumuskannya, Anda dapat memanfatkan temuan-temuan terbaru dari sains kebahagiaan untuk mengukur dan mengembangkan kebahagiaan dalam hidup Anda.

Siapa pun Anda, baik akademisi/praktisi di bidang psikologi maupun awam, buku ini akan mengubah pandangan hidup Anda: kebahagiaan adalah hak setiap manusia. Buku ini, dengan demikian, menjanjikan masa depan yang cerah bagi kebahagiaan manusia.

Saturday, December 8, 2012

Hadirnya Mentari = Hadirnya semangat

Assalamualaikum wr.wb
bapak dan ibu yang saya hormati...

woow.. kayak mw pidato aja,,,
hhe
udah lama nih saya ga ngeblog lagi ya maklumlah orang sibuk ,..:D
sebenernya bisa dibilang saya menulis tulisan ini hanya iseng, tapi bukan berarti isinya ngawur lho..


semangat pagiii....

saat mentari memunculkan batang hidungnya itu saat yang bikin semangat, you know why?
ya karena saat itu adalah saat memulai aktivitas kembali, tentu harus semangat dong, 

apalagi kalo sarapannya sarapan yg bergizi pas, beuh pasti semangatnya membara banget,
tapi ada yang tau ga nih sarapan seperti apa yang memberi semangat???
mau tau?
nih aku kasih tau,

tapi sebelumnya pernah ga kalian ngerasa kalo suka cepet lelah, cepet ngantuk, apalgi ngerasa gendut/kurus??
nah kalo kalian ngerasa gitu sebabnya cuma satu loh, yaitu SALAH dalam memilih makanan terutama saat sarapan, banyak orang yang milih makan sesuai dengan mata,  maksudnya sesuai dengan nafsunya mau makan apa jadi mata yang biasanya nentuin kita makan apa, padahal nih asal kalian tau pankreas lah yang sebenarnya yg harus menentukan kita makan apa, bukan mataaaaa...
tau ga pankreas apa?
pankreas tuh organ yang menghasilkan Gastric Juice dan Insulin.

nah biasanya kalian sarapan pagi pake roti, nasi dan segalamacam sumber karbohidrat kan?
sebenernya kalo karbohidrat jadi bahan yang paling mayor saat sarapan itu ga baik lho ..
tau ga kenapa? karena waktu  pagi hari, karbohidrat simple (cereal olahan, roti putih, roti panggang, nasi) akan menyebabkan kenaikan level gula darah yang mendadak, yang menyebabkan badan melepaskan jumlah insulin yang cukup besar. Hasilnya adalah penurunan tingkat kadar gula dalam darah dan keinginan untuk makan lebih banyak karbohidrat. Siklus ini berulang 2-3 kali sehari. Dan siklus naik turunnya kadar gula dalam darah ini memperberat kerja pankreas dan memperlemahnya. Ini adalah salah satu alasan utama penyebab Diabetes, tekanan darah tinggi dan kenaikan berat badan, trus juga kan kalo sarapannya banyak karbohidrat nanti malah lesu loh bukannya semangat, malah bikin ngantuk...
jadi kirakira apa nih yang pas buat sarapan??
Jawabnya adalah Sarapan Berdasarkan Protein. Sarapan kayak gini bakal mensuplai badan kita dengan nutrisi penting dan energi tanpa meningkatkan kadar gula dalam darah dan kadar insulin. juga  bakal menghindarikan kita dari ketergantungan terhadap karbohidrat setiap hari. Dengan cara ini nafsu makan dapat terkontrol dengan baik, keinginan makan makanan berkarbohidrat (cemilan, coklat, kue, junk food, soft drink, nasi dan mie) akan berkurang. Sebagai hasilnya badan akan menggunakan kelebihan lemak yang tersimpan dalam tubuh untuk mendapatkan energi atau sebagai sumber energi.
bahaya lagi kalo ga sarapan karena bakal turun/drop gula darahnya di bawah tingkat normal. kalian akan merasa kelaparan dan penurunan tingkat energi.
nah jadi tau kan sarapan yang baik kayak gimana, kalian harus sarapan dulu biar kalian ga kalah semangat sama mentari yang suka memancarkan energi positif keseluruh penjuru dunia, biar kalian ceria sepanjang hari..
hadirnya mentari bikin semangat dan hadirnya semangat bikin ceria....
Jangan lupa sarapaan yaaaaaaaaaaaaaa....................:)


Thursday, August 23, 2012

Ayam atau Telur Duluan? Terjawab Sudah

Ayam atau Telur Duluan? Terjawab Sudah
Mana yang lebih dulu, ayam atau telur? Teka-teki yang tampaknya iseng dan kerap dilontarkan itu entah sudah sejak kapan tak menemukan jawaban yang pasti. Kita pun mungkin kerap mendengarkannya dalam percakapan sehari-hari.

Tapi jangan khawatir kini jawabannya sudah tersedia. Para ilmuwan pekan ini mengklaim telah memecahkan teka-teki tersebut. Jawabannya, kata mereka, adalah ayam.

Seperti dilaporkan Mailonline, para peneliti menemukan bahwa pembentukan kulit telur bergantung pada satu protein yang hanya ditemukan di indung telur ayam. Artinya, telur hanya bisa ada jika berada di dalam ayam. Protein yang disebut ovocledidin-17, atau OC-17 - bertindak sebagai katalis untuk mempercepat pengembangan kulit telur itu.

Cangkang keras ini penting sebagai tempat bagi kuning dan putih telur. Para ilmuwan dari universitas di Sheffield dan Warwick menggunakan super komputer untuk men-'zoom in' pembentukan telur tersebut. Komputer yang disebut HECToR itu mengungkapkan bahwa OC-17 sangat penting dalam memulai kristalisasi atau tahap awal penciptaan kulit telur.

Protein tersebut mengubah kalsium karbonat menjadi kristal kalsit yang membentuk kulit telur. Kalsit kristal ada di berbagai tulang dan tempurung tetapi mereka terbentuk lebih cepat di dalam ayam. Unggas itu mampu menghasilkan 6 gram kulit telur setiap 24 jam.

Dr Colin Freeman, dari Departemen Teknik Material Universitas Sheffield, mengatakan, ''Selama ini orang mengira bahwa yang terlebih dulu ada adalah telur, tapi kini kita memiliki bukti ilmiah yang menunjukkan bahwa sebenarnya ayamlah yang lebih dulu ada.''

''Protein itu sudah diidentifikasi lama dan diketahui terkait dengan pembentukan telur. Ternyata, dengan memeriksanya secara jeli kita dapat melihat cara protein itu mengendalikan proses pembentukan kulit telur,'' jelasnya. ''Menarik untuk diketahui bahwa berbagai jenis spesies burung tampaknya memiliki variasi protein dengan cara kerja yang sama.''

Profesor John Harding, dari jurusan yang sama di Sheffield, mengatakan bahwa penemuan itu bisa berguna untuk hal lain. ''Memahami cara ayam membuat kulit telur dapat memberi petunjuk menuju rancangan baru maupun bahan baru,'' katanya. ''Alam telah menemukan solusi inovatif untuk semua jenis masalah dalam ilmu tentang materi dan teknologi, kita dapat belajar banyak dari alam.''

Republika.

6 Negara Yang Menggunakan Bahasa Jawa

Negara Yang Menggunakan Bahasa Jawa-Bahasa Jawa adalah bahasa yang digunakan penduduk suku bangsa Jawa terutama di beberapa bagian Banten terutama kota Serang, kabupaten Serang, kota Cilegon dan kabupaten Tangerang, Jawa Barat khususnya kawasan Pantai utara terbentang dari pesisir utara Karawang, Subang, Indramayu, kota Cirebon dan kabupaten Cirebon, Yogyakarta, Jawa Tengah & Jawa Timur di Indonesia.



Republik Suriname (Surinam)dulu bernama Guyana Belanda atau Guiana Belanda adalah sebuah negara di Amerika Selatan dan merupakan bekas jajahan Belanda.Negara ini berbatasan dengan Guyana Perancis di timur dan Guyana di barat. Di selatan berbatasan dengan Brasil dan di utara dengan Samudra Atlantik.Di Suriname tinggal sekitar 75.000 orang Jawa dan dibawa ke sana dari Hindia-Belanda antara tahun 1890-1939. Suriname merupakan salah satu anggota Organisasi Konferensi Islam



Sejumlah orang Jawa didatangkan ke Singapura sejak 1825 [Johari, 1965]. Mereka berasal dari Jawa Tengah, dan mereka dipekerjakan sebagai buruh di perkebunan karet, jalur kereta api dan konstruksi jalan raya. Kampong Jawa, di tepi sungai Rochor, adalah tempat pemukiman pertama orang Jawa di Singapura. Selain Kampong Jawa, Kallang Airport Estate dikenal sebagai tempat pemukiman orang Jawa juga. Di Kallang, mereka hidup berdampingan dengan orang Melayu dan Cina.



Umumnya, mereka sudah berwarga negara Malaysia. Leluhur mereka datang sekitar tahun 1900 karena tekanan ekonomi. Masyarakat Jawa di Malaysia saat ini termasuk generasi ketiga dan keempat. Walaupun masih menggunakan sebagian adat dan kebudayaan Jawa, mereka sudah dianggap Melayu pribumi yang sah sesuai undang-undang Malaysia.

Yang terbanyak tinggal di Negeri Selangor, terutama di kawasan Tanjung Karang, Sabak Bernam, Kuala Selangor, Kelang, Banting, dan Sepang. Mereka masih mengekalkan beberapa unsur Jawa meski tidak total. Di Johor juga banyak, tapi yang muda-muda sudah lupa warisan leluhurnya. Bahkan sebagian ada yang merasa malu mengakui berketurunan Jawa. Mereka sudah tidak boleh (bisa, Red.) lagi bertutur bahasa Jawa secara baik dengan unggah-ungguh dan tata krama. Ada yang mengekalkan identitas dirinya dengan mewujudkan Persatuan Anak-anak Jawa. Kegiatan keseniannya kuda kepang dan reog, walaupun tidak sehalus di Jawa.




Saat Belanda menjajah Indonesia belanda mengirim orang jawa sebagai budak ke Belanda. Yang unik dalam kasus bahasa Jawa ini adalah minat orang asing terhadap bahasa atau sastra Jawa. Dan, Belanda sebagai negeri bekas penjajah Jawa ternyata menjadi gudang dari orang atau pakar yang punya minat khusus terhadap keberadaan bahasa Jawa. Universiteit Leiden, universitas tertua di Belanda yang didirikan 1575 merupakan salah satu gudangnya. Di universitas yang didirikan Pangeran Willem van Oranje, tempat dari sekitar 17 ribu mahasiswa menimba ilmu, kita bisa melihat naskah-naskah kuno berhuruf Jawa atau sastra Jawa kontemporer yang masih terawat.



Kaledonia Baru (bahasa Perancis: Nouvelle-Calédonie) adalah sebuah negeri seberang laut milik Perancis terletak di Samudra Pasifik bagian selatan. Juga dinamai Kanaki yang dari nama penduduk asli kepulauan itu. Negara kepulauan ini telah dikuasai Perancis selain Polinesia Perancis. Status ini dikenakan sampai 1998. Namanya berasal dari bahasa Latin Skotlandia. Ibu kotanya ialah Noumea.Daerah ini dihuni oleh sebagian suku Jawa. Dahulu orang Jawa di Kaledonia Baru menjadi kuli kontrak atau mencari kehidupan lebih baik di negeri asing. Perpindahan orang Jawa di Kaledonia juga sama dengan orang Jawa Suriname, namun kepindahan orang Jawa di Pasifik telah terhenti sejak 1949.
Jumlah penduduk Kaledonia Baru tercatat tanggal 1 September 2006, yaitu: 237.765 jiwa.
Orang Jawa di Kaledonia Baru tetap menggunakan bahasa Jawa sebagai bahasa sehari-hari, namun kini anak-anak mudanya sudah tak bisa berbahasa Jawa, hanya bisa berbahasa Perancis saja.



udah pasti bahasa jawa juga di gunakan di Indonesia. bahasa yang digunakan penduduk suku bangsa Jawa adalah bahasa jawa terutama di beberapa bagian Banten terutama kota Serang, kabupaten Serang, kota Cilegon dan kabupaten Tangerang, Jawa Barat khususnya kawasan Pantai utara terbentang dari pesisir utara Karawang, Subang, Indramayu, kota Cirebon dan kabupaten Cirebon, Yogyakarta, Jawa Tengah & Jawa Timur di Indonesia.

Tuesday, August 7, 2012

TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN

BAB II
TUGAS-TUGAS PERKEMBANGAN

A. Pengertian dan Sumber Tugas Perkembangan

Tugas-tugas perkembangan yaitu tugas-tugas yang harus dilakukan atau dikuasai oleh seseorang dalam masa-masa atau usia tertentu sesuai dengan norma-norma dalam masyarakat dan kebudayaan tertentu agar dapat hidup bahagia dan mampu menyelesaikan tugas-tugas perkembangan berikutnya. Robert Havighurst (Adam & Gullota, 1983) melalui perspektif psikososial berpendapat bahwa periode yang beragam dalam kehidupan individu menuntut untuk menuntaskan tugas-tugas perkembangan yang khusus. Tugas-tugas ini berkaitan erat dengan perubahan kematangan, persekolahan, pekerjaan pengalaman beragama, dan hal lainnya sebagai persyaratan untuk pemenuhan kebahagiaan hidupnya.

Selanjutnya Robert J. Havighurst (Syamsu Yusuf, 2008 : 65) mengartikan tugas-tugas perkembangan itu sebagai berikut

“A developmental task is a task which arises at or about a certain period in the life of the individual, successful achievement of which leads to his happiness and to success with later task. While failure leads to un happiness in the individual, disapproval by society, and difficulty with later task”.

Maksudnya, bahwa tugas perkembangan itu merupakan suatu tugas yang muncul pada periode tertentu dalam rentang kehidupan individu, yang apabila tugas itu dapat berhasil dituntaskan akan membawa kebahagiaan dan kesuksesan dalam menuntaskan tugas berikutnya, sementara apabila gagal, maka akan menyebabkan ketidakbahagiaan pada diri individu yang bersangkutan, menimbulkan penolakan masyarakat, dan kesulitan-kesulitan dalam menuntaskan tugas-tugas berikutnya.

3

Yusuf (2008:66) tugas-tugas perkembangan ini berkaitan dengan sikap, perilaku, atau keterampilan yang seyogyanya dimiliki oleh individu, sesuai dengan usia atau fase perkembangannya. Hurlock (1981) menyebutkan tugas-tugas perkembangan ini sebagai social expectations. Dalam arti, setiap kelompok budaya mengharapkan anggotanya menguasai keterampilan tertentu yang penting dan memperoleh pola perilaku yang disetujui bagi berbagai usia sepanjang rentang kehidupan.

4

Yusuf (2008:66) mengatakan bahwa munculnya tugas-tugas perkembangan, bersumber pada faktor berikut.

1. Kematangan fisik, misalnya (a) belajar berjalan karena kematangan otot-otot kaki; (b) belajar bertingkah laku, bergaul dengan jenis kelamin yang berbeda pada masa remaja karena kematangan organ-organ seksual.

2. Tuntutan masyarakat secara kultural, misalnya (a) belajar membaca; (b) belajar menulis; (c) belajar berhitung; (d) belajar berorganisasi.

3. Tuntutan dari dorongan dan cita-cita individu sendiri, misalnya (a) memilih pekerjaan; (b) memilih teman hidup.

4. Tuntutan norma agama, misalnya (a) taat beribadah kepada Allah; (b) berbuat baik kepada sesama manusia.

B. Tugas-tugas Perkembangan Pada Setiap Fase Perkembangan

1. Tugas-tugas Perkembangan Masa Bayi dan Kanak-kanak (0,0-6,0) menurut Yusuf (2008:66-69) adalah:

a. Belajar berjalan. Belajar berjalan terjadi pada usia antara 9 sampai 15 bulan, pada usia ini tulang kaki, otot dan susunan syarafnya telah matang untuk belajar berjalan.

b. Belajar memakan makanan padat. Hal ini terjadi pada tahun kedua, sistem alat-alat pencernaan makanan dan alat-alat pengunyah pada mulut telah matang untuk hal tersebut.

c. Belajar berbicara, yaitu mengeluarkan suara yang berarti dan menyampaikannya kepada orang lain dengan perantaraan suara itu. Untuk itu diperlukan kematangan otot-otot dan syaraf dari alat-alat bicara.

d. Belajar buang air kecil dan buang air besar, tugas ini dilakukan pada tempat dan waktu yang sesuai dengan norma masyarakat. Sebelum usia 4 tahun, anak pada umumnya belum dapat mengatasi (menahan) ngompol karena perkembangan syaraf yang mengatur pembuangan belum sempurna. Untuk memberikan pendidikan kebersihan terhadap anak usia dibawah 4 tahun, cukup dengan pembiasaan saja, yaitu setiap kali mau buang air, bawalah anak ke WC tanpa banyak memberikan penerangan kepadanya.

e. Belajar mengenal perbedaan jenis kelamin. Melalui observasi (pengamatan) anak dapat melihat tingkah laku, bentuk fisik dan pakaian yang berbeda antara jenis kelamin yang satu dengan yang lainnya. Dengan cara tersebut, anak dapat mengenal perbedaan anatomis pria dan wanita, anak menaruh perhatian besar terhadap kelaminnya sendiri maupun orang lain. Agar pengenalan terhadap jenis kelamin itu berjalan normal, maka orang tua perlu memperhatikan anaknya, baik dalam memberikan alat mainan, pakaian, maupun aspek lainnya sesuai dengan jenis kelamin anak.

f. Mencapai kestabilan jasmaniah fisiologis. Keadaan jasmani anak sangat labil apabila dibandingkan dengan orang dewasa, anak cepat sekali merasakan perubahan suhu sehingga temperatur badannya mudah berubah. Perbedaan variasi makanan yang diberikan dapat mengubah kadar gula dan garam dalam darah dan air dalam tubuh. Untuk mencapai kestabilan jasmaniah bagi anak, diperlukan waktu sampai usia 5 tahun. Dalam proses mencapai kestabilan jasmani ini, orang tua perlu memberikan perawatan yang intensif, baik menyangkut pemberian makanan yang bergizi maupun pemeliharaan kebersihan.

g. Membentuk konsep-konsep (pengertian) sederhana kenyataan sosial dan alam. Pada mulanya dunia ini bagi anak merupakan suatu keadaan yang kompleks dan membingungkan. Lama kelamaan anak dapat mengamati benda-benda atau orang-orang di sekitarnya.

h. Belajar mengadakan hubungan emosional dengan orang tua, saudara, dan orang lain. Anak mengadakan hubungan dengan orang-orang yang ada disekitarnya menggunakan berbagai cara, yaitu isyarat, menirukan dan menggunakan bahasa. Cara yang diperoleh dalam belajar mengadakan hubungan emosional dengan orang lain, sedikit banyaknya akan menentukan sikapnya dikemudian hari.

i. Belajar mengadakan hubungan baik dan buruk, yang berarti mengembangkan kata hati. Anak kecil dikuasai oleh hedonisme naif, dimana kenikmatan dianggap baik, sedangkan penderitaan dianggapnya buruk (hedonisme adalah aliran yang menyatakan bahwa manusia dalam hidupnya bertujuan mencari kenikmatan dan kebahagiaan). Apabila anak bertambah besar ia harus belajar pengertian tentang baik dan buruk, benar dan salah, sebab sebagai makhluk sosial (bermasyarakat), manusia tidak hanya memperhatikan kepentingan/kenikmatan sendiri saja, tetapi juga harus memperhatikan kepentingan orang lain.

2. Tugas Perkembangan pada Masa Sekolah (6,0-12,0)

Budiamin, dkk (2006:42) mengemukakakn bahwa ada masa ini anak-anak yang berusia antara 6-12 tahun, dunianya lebih banyak disekolah dan lingkungan sekitar. Sejalan dengan hal itu ada tiga dorongan besar yang dialami anak pada masa ini: (1) dorongan untuk keluar rumah dan masuk kedalam kelompok sebaya (peer group), (2) dorongan fisik untuk melakukan berbagai bentuk permainan dan kegiatan yang menuntut keterampilan/gerakan fisik, dan (3) dorongan mental untuk masuk ke dunia konsep pemikiran, interaksi dan simbol-simbol orang dewasa.

Tugas-tugas perkembangan akhir masa kanak-kanak dikemukakan oleh Havighurst dan Erikson yang dikutip Budiamin, dkk (2006:42-46) adalah sebagai berikut:

· Tugas Perkembangan anak menurut Havighurst

Havighurst mengemukakan bahwa ada Sembilan tugas perkembangan yang seharusnya dicapai oleh anak pada periode sekolah dasar, yaitu sebagai berikut.

a. Mempelajari Keterampilan Fisik yang Diperlukan Untuk Melakukan Berbagai Permainan.

Pada periode ini pertumbuhan otot dan tulang berlangsung dengan cepat. Anak belajar menggunakan otot-ototnya untuk mempelajari berbagai keterampilan. Oleh karena itu, kebutuhan untuk beraktifitas dan bermain sangatlah tinggi. Mereka senang bermain dan melakukan gerakan-gerakan fisik lainnya.

b. Membina Sikap Hidup yang Sehat terhadap Diri Sendiri, Sebagai Individu yang Sedang Berkembang.

Anak hendaknya mampu mengembangkan kebiasaan untuk hidup sehat dan melakukan berbagai kebiasaan untuk memelihara keselamatan, kesehatan, dan kebersihan diri sendiri. Anak hendaknya telah tahu bahaya atau penderitaan yang akan dialaminya apabila ia bertingkah laku yang membahayakan keselamatan dan kesehatan dirinya.

c. Belajar Bergaul dengan Teman Sebaya.

Anak hendaknya mampu membina keakraban dengan orang lain diluar lingkungan keluarga. Anak mampu menguasai pola pergaulan yang penuh kasih sayang, keramahan, dan memahami perasaan orang lain, khususnya teman sebaya. Demikian juga dengan sifat suka menolong, bertenggang rasa dan jujur perlu dipelajari anak.

d. Mulai Mengembangkan peran Sesuai dengan Jenis Kelamin Secara Tepat.

Pada umur 9 dan 10 tahun anak mulai menyadari peranan sesuai dengan jenis kelaminnya. Anak wanita harus menampakkan tingkah laku-tingkah laku yang diharapkan masyarakat sebagai wanita, demikian pula dengan anak pria.

e. Mengembangkan Keterampilan-keterampilan Dasar untuk Membaca, Menulis dan Berhitung.

Karena perkembangan intelektual dan biologis sudah matang untuk bersekolah, maka anak telah mampu belajar disekolah. Anak dapat belajar membaca, menulis, dan berhitung, karena kemampuan berpikirnya yang memungkinkannya memahami konsep-konsep dan simbol-simbol. Demikian juga anak telah mampu menguasai otot-otot tangan dan jari-jarinya, sehingga terkoordinasi untuk belajar menulis.

f. Mengembangkan Konsep-konsep yang Diperlukan dalam Kehidupan Sehari-hari

Pada periode ini, anak hendaknya mempunyai berbagai konsep yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Inti dari tugas-tugas perkembangan pada saat ini adalah mengenai konsep-konsep untuk memudahkan anak paham tentang pekerjaan sehari-hari, kemasyarakatan, kewarganegaraan dan masalah-masalah yang menyangkut sosial.

g. Mengembangkan Kata Hati, Moral, dan Skala Nilai

Pada periode sekolah dasar anak hendaknya dapat mengontrol tingkah laku sesuai dengan nilai dan moral yang berlaku. Kecintaan terhadap nilai dan moral hendaknya dikembangkan dengan sebaik-baiknya.

h. Mengembangkan Sikap Terhadap Kelompok dan Lembaga-lembaga Sosial.

Pada hakekatnya pengembangan sikap sosial merupakan dasar bagi kehidupan masyarakat demokrasi Pancasila. Anak mampu belajar untuk menyadari keanggotaannya sebagai masyarakat sekolah. Anak harus belajar mematuhi aturan-aturan sekolah dan mampu menyeimbangkan antara keinginan untuk melakukan kebebasan dengan kepatuhan terhadap kekuasaan orang tua, guru, maupun orang dewasa lainnya. Anakpun harus belajar untuk menyadari bahwa dalam kehidupan bermasyarakat, baik masyarakat kecil (keluarga dan sekolah) ataupun masyarakat yang lebih luas ada pembagian tugas.

i. Mencapai Kebebasan Pribadi

Hakekat tugas perkembangan ini adalah untuk membentuk pribadi yang otonom, tanpa tergantung kepada orang lain dalam mengambil keputusan yang menyangkut dirinya, maupun peristiwa lain dalam kehidupannya.

· Tugas Perkembangan Anak Menurut Erikson

Jika kita meninjau dari teori Erikson maka periode anak umur 6-11 tahun ini disebut sebagai periode aktif. Erikson menamakan demikian karena dominannya kegiatan anak-anak yang berada dalam periode ini untuk melakukan sesuatu sampai berhasil. Mereka menampakkan banyak sekali ide praktis yang tercermin dari sifat antusias yang tinggi untuk membuat berbagai alat permainan seperti layang-layang, sangkar burung bagi anak laki-laki, dan anak perempuan suka membuat kalung manik, main masak-masakan, pakaian boneka dan sebagainya. Apabila anak didorong atau disokong melakukan aktivitas produktifnya dengan cara menyediakan alat yang dibutuhkannya dalam merealisasikan ide-idenya dan menghargai hasil pekerjaannya, maka dorongan untuk melakukan aktivitas-produktif meningkat. Identitas diri juga akan meningkat, dan akan dicapai secara sempurna pada periode berikutnya. Tetapi jika orang tua yang melihat aktivitas anak mengerjakan sesuatu sebagai suatu yang sia-sia dan mematahkannya, maka akan muncul didalam diri anak perasaan tidak mampu atau tidak berdaya.

Pengalaman anak disekolah dapat mempengaruhi perasaan sukses ataukah perasaan gagal dalam diri anak. Seorang anak yang lambat belajar (IQ ± 80-90) sebelum masuk sekolah memiliki perasaan sukses (aktif-produktif), karena orang tuanya menghargai dan menyokong segala hasil pekerjaannya. Tetapi disekolah ia mengalami perasaan pahit, karena ia tidak mampu menyelesaikan tugas-tugas sekolah seperti teman-temannya yang lain dan guru sering mencelanya. Akibatnya anak mengalami perasaan gagal dan tidak berdaya.

3. Tugas Perkembangan pada Masa Remaja

Budiamin, dkk (2006-46-47) mengemukakan bahwa adolesen atau remaja merupakan masa peralihan antara masa anak dengan dewasa. Meskipun perkembangan aspek-aspek kepribadian itu telah diawali pada masa-masa sebelumnya, tetapi puncaknya boleh dikatakan terjadi pada masa ini, sebab setelah melewati masa ini, remaja telah berubah menjadi seorang dewasa. Karena peranannya sebagai masa transisi antara masa anak dan dewasa, maka pada masa ini terjadi berbagai gejolak atau kemelut. Gejolak atau kemelut ini terutama berkenaan dengan segi afektif, sosial, intelektual, juga moral. Hal ini terjadi terutama karena adanya perubahan baik fisik maupun psikis yang sangat cepat yang mengganggu kestabilan kepribadian anak.

Lustin Pikunas (1976: 257-259) dalam membahas tugas perkembangan ini, mengemukakan pendapat Mc Candless dan Evans yang berpendapat bahwa masa remaja akhir ditandai oleh keinginan yang kuat untuk tumbuh dan berkembang secara matang agar diterima oleh teman sebaya, orang dewasa, dan budaya. Pada periode ini remaja memperoleh kesadaran yang jelas tentang apa yang diharapkan masyarakat dari dirinya. Mulai dari Erikson, banyak para ahli psikologi memandang bahwa identity formation (pembentukan identitas/jati diri) merupakan tugas perkembangan utama bagi remaja. Jika remaja gagal atau tidak mendapat keputusan dalam menjawab pertanyaan “siapa saya?” dan “mengapa saya?” maka mereka akan mengalami “peperangan” dalam dirinya. Jika secara terus-menerus, remaja aktif menanyakan tentang kebingungannya mengenai ideologi dan pekerjaan, atau ketidakjelasan tentang peranan dirinya dalam kelompok sebaya atau orang dewasa, maka ia memerlukan moratorium (tahun-tahun tambahan untuk menemukan solusi yang dapat diterima) sebelum mereka mencapai gaya hidup seperti orang dewasa. Pikunas juga mengemukakan pendapat William Kay, yaitu bahwa tugas perkembangan utama remaja adalah memperoleh kematangan system moral untuk membimbing perilakunya.

Budiamin, dkk (2006:47) mengungkapkan beberapa tugas perkembangan yang harus diselesaikan para remaja pada masa ini adalah.

1) Mampu menjalin hubungan yang lebih matang dengan sebaya dan jenis kelamin lain. Remaja hendaknya mampu melihat gadis sebagai wanita dan pemuda sebagai laki-laki, menjadi seorang dewasa diantara orang dewasa lainnya. Belajar bekerja dengan orang lain untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu, bisa melepaskan perasaan-perasaan pribadi dan mampu memimpin tanpa mendominasi.

2) Mampu melakukan peran-peran sosial sebagai laki-laki dan wanita. Mampu menghargai, menerima dan melakukan peran-peran sosial sebagai laki-laki dan wanita dewasa.

3) Menerima kondisi jasmaninya dan dapat menggunakannya secara efektif. Remaja dituntut untuk menyenangi dan menerima dengan wajar kondisi badannya, dapat menghargai atau menghormati kondisi badan orang lain, dapat memelihara dan menjaga kondisi badannya.

4) Memiliki kemandirian emosional dari orang tua dan orang dewasa lainnya. Remaja diharapkan telah lepas dari ketergantungan sebagai kanak-kanak dari orang tuanya, dapat menyayangi orang tua tanpa menghargai orang tua atau orang dewasa lainnya tanpa tergantung pada mereka.

5) Memiliki perasaan mandiri dalam bidang ekonomi. Terutama pada anak laki-laki, kemudian berangsur-angsur pula tumbuh pada anak wanita, perasaan mampu untuk mencari nafkah sendiri.

6) Mampu memilih dan mempersiapkan diri untuk sesuatu pekerjaan. Anak telah mampu membuat perencanaan karir, memilih pekerjaan yang cocok dan mampu ia kerjakan, membuat persiapan-persiapan yang sesuai.

7) Belajar mempersiapkan diri untuk perkawinan dan hidup berkeluarga. Memiliki sifat yang positif terhadap hidup berkeluarga dan punya anak. Untuk anak wanita telah memiliki pengetahuan dan kemampuan untuk memelihara anak dan rumah tangga.

8) Mengembangkan konsep-konsep dan keterampilan intelektual untuk hidup bermasyarakat. Mengembangkan konsep-konsep tentang hukum, pemerintahan, ekonomi, politik, institusi sosial yang cocok bagi kehidupan modern, mengembangkan keterampilan berpikir dan berbahasa untuk dapat memecahkan problema-problema masyarakat modern.

9) Memiliki perilaku sosial seperti yang diharapkan masyarakat. Dapat berpartisipasi dengan rasa tanggung jawab bagi kemajuan dan kesejahteraan masyarakat.

10) Memiliki seperangkat nilai yang menjadi pedoman bagi perbuatannya.

11) Beriman dan Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

Dalam mewujudkan keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan Yang maha Esa, maka remaja seharusnya mengamalkan nilai-nilai akidah, ibadah dan akhlakul karimah.

4. Tugas Perkembangan pada Masa Dewasa

Budiamin, dkk (47-48) pada akhir masa remaja hampir keseluruhan aspek dari kepribadian individu telah berkembang lengkap, dan telah siap untuk melaksanakan tugas-tugas sebagai orang dewasa. Havighurst membagi kehidupan masa dewasa ini menjadi tiga fase, yaitu: dewasa muda, dewasa, dan usia lanjut.

a. Tugas-tugas perkembangan pada masa dewasa muda/dini yakni.

1) Memilih pasangan hidup.

2) Belajar hidup bersama pasangan hidup.

3) Memulai hidup berkeluarga.

4) Memelihara anak.

5) Mengelola rumah.

6) Memulai kegiatan pekerjaan.

7) Bertanggung jawab sebagai warga masyarakat, warga negara.

8) Menemukan persahabatan dalam kelompok sosial.


b. Tugas-tugas perkembangan pada masa dewasa

Pada masa ini tugas-tugas perkembangan yang harus diselesaikan adalah:

1) Memiliki tanggung jawab sosial dan kenegaraan sebagai orang dewasa.

2) Mengembangkan dan memelihara standar kehidupan ekonomi.

3) Membimbing anak dan remaja agar menjadi orang dewasa yang bertanggung jawab dan berbahagia.

4) Mengembangkan kegiatan-kegiatan waktu senggang sebagai orang dewasa.

5) Membina hubungan dengan pasangan-pasangan keluarga lain sebagai pribadi.

6) Menerima dan menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan fisik sebagai orang setengah baya.

7) Menyesuaikan diri dengan kehidupan sebagai orang tua yang bertambah tua.

C. Peranan Sekolah dalam Mengembangkan Tugas Perkembangan Siswa.

Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang secara sistematik melaksanakan program bimbingan, pengajaran dan latihan dalam rangka membantu siswa agar mampu mengembangkan potensinya, baik yang menyangkut aspek moral-spiritual, intelektual, emosional, maupun sosial.

Mengenai peranan sekolah dalam mengembangkan kepribadian anak, Hurlock (1986:322) mengemukakan bahwa sekolah merupakan faktor penentu bagi perkembangan kepribadian anak baik dalam cara berfikir, bersikap maupun cara berprilaku. Sekolah berperan sebagai substitusi orang tua. Menurut Havighurst (1961:5) sekolah mempunyai peranan atau tanggung jawab penting dalam membantu para siswa mencapai tugas perkembangannya. Sehubungan dengan hal ini, sekolah seyogianya berupaya untuk menciptakan iklim yang kondusif atau kondisi yang dapat memfasilitasi siswa untuk mencapai perkembangannya. Tugas-tugas perkembangan remaja itu menyangkut aspek-aspek kematangan dalam berinteraksi sosial, kematangan personal, kematangan dalam mencapai filsafat hidup dan kematangan dalam beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

1) Pencapaian Tugas Perkembangan Melalui Kelompok Teman Sebaya

Teman sebaya mempunyai peranan penting bagi remaja. Remaja sering menempatkan teman sebaya dalam posisi prioritas apabila dibandingkan dengan orang tua atau guru dalam menyatakan kesetiaannya. Dalam masyarakat yang perubahannya serba cepat, sering muncul perselisihan atau kesalahpahaman antara kelompok sebaya remaja dengan orang tua, guru dan orang-orang yang mempunyai otoritas lainnya. Meskipun begitu, apabila situasi ini dapat ditangani secara bijaksana oleh orang dewasa, maka pengalaman remaja dalam kelompok sebaya itu sangat bermanfaat untuk mencapai sikap independensi dan kematangan hubungan interpersonal secara matang. Dalam kelompok sebaya ini remaja dapat menuntaskan tugas-tugas perkembangannya yaitu mencapai hubungan baru yang matang dengan teman sebaya baik pria maupun remaja dan mencapai peran sosial sebagai pria dan wanita.

Upaya sekolah dalam rangka membantu siswa dalam mencapai tugas-tugasnya tersebut adalah memberikan pengajaran atau bimbingan tentang keterampilan-keterampilan sosial, tentang hidup berdemokrasi dan berteman secara sehat, mendiskusikan masalah peranan sosial peranan pria atau wanita dalam masyarakat, menugaskan siswa untuk mengamati kehidupan sosial (menyangkut keterlibatan pria atau wanita dalam keterampilan masyarakat lainnya) sebagai bahan pembahasan dalam diskusi dengan guru.

2) Mencapai perkembangan Kemandirian Pribadi

Remaja merupakan periode perkembangan ke arah kemandirian. Untuk mencapai aspek perkembangan ini, remaja harus dapat menyelesaikan tugas-tugas perkembangan seperti menerima keadaan fisiknya dan memanfaatkannya secara efektif, mencapai kemandirian emosional dari orang tua atau orang dewasa lainnya, mencapai jaminan kemandirian ekonomi, mempersiapkan suatu pekerjaan,pernikahan, hidup berkeluarga, dan mengembangkan keterampilan intelektual yang perlu bagi kompetensi sebagai warga negara.

Dalam rangka membantu remaja mencapai tugas-tugas perkembangannya, sekolah dapat memfasilitasinya dengan upaya sebagai berikut.

(a) Memberikan bimbingan kepada para siswa tentang cara-cara memecahkan masalah (problem solving) atau mengambil keputusan.

(b) Membantu siswa mengembangkan rasa percaya dirinya.

(c) Melalui proses belajar mengajar, guru mengembangkan sikap, semangat atau kebiasaan positif siswa untuk belajar.

3) Pengembangan Keimanan dan Ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa

Dalam rangka membantu remaja (siswa) dalam mengokohkan keimanan dan ketaqwaannya, maka sekolah seyogianya melakukan upaya-upaya berikut.

(a) Kepala sekolah, guru-guru dan personel sekolah lainnya harus sama-sama mempunyai kepedulian terhadap program pendidikan agama atau penanaman nilai-nilai agama di sekolah.

(b) Guru agama seyogianya memiliki kepribadian yang mantap (akhlakul karimah), pemahaman dan keterampilan professional, serta kemampuan dalam mengemas materi pembelajaran, sehingga mata pelajaran agama menjadi menarik dan bermakna bagi anak.

(c) Guru-guru menyisipkan nilai-nilai agama ke dalam mata pelajaran yang diajarkannya, sehingga siswa memiliki apresiasi yang positif terhadap nilai-nilai agama.

(d) Bekerja sama dengan orang tua siswa dalam membimbing keimanan dan ketaqwaan siswa.

(e) Menyelenggarakan kegiatan ekstrakulikuler kerohanian, pesantren kilat, ceramah-ceramah keagamaan, atau diskusi keagamaan secara rutin.

(f) Bekerja sama dengan orang tua siswa dalam membimbing keimanan dan ketakwaan siswa.

BAB III
SIMPULAN

1. Tugas-tugas perkembangan yaitu tugas-tugas yang harus dilakukan atau dikuasai oleh seseorang dalam masa-masa atau usia tertentu sesuai dengan norma-norma dalam masyarakat dan kebudayaan tertentu agar dapat hidup bahagia dan mampu menyelesaikan tugas-tugas perkembangan berikutnya.

2. Tugas-tugas Perkembangan Masa Bayi dan Kanak-kanak (0,0-6,0) adalah: Belajar berjalan, belajar memakan makanan padat, belajar berbicara, Belajar buang air kecil dan buang air besar, belajar mengenal perbedaan jenis kelamin, mencapai kestabilan jasmaniah fisiologis, membentuk konsep-konsep (pengertian) sederhana kenyataan sosial dan alam,belajar mengadakan hubungan emosional dengan orang tua, saudara, dan orang lain, belajar mengadakan hubungan baik dan buruk.

3. Ada Sembilan tugas perkembangan yang seharusnya dicapai oleh anak pada periode sekolah dasar, yaitu sebagai berikut: Mempelajari keterampilan fisik yang diperlukan untuk melakukan berbagai permainan, membina sikap hidup yang sehat terhadap diri sendiri, sebagai individu yang sedang berkembang, belajar bergaul dengan teman sebaya, mulai mengembangkan peran sesuai dengan jenis kelamin secara tepat, mengembangkan keterampilan-keterampilan dasar untuk membaca, menulis dan berhitung, mengembangkan Konsep-konsep yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari, mengembangkan kata hati, moral, dan skala nilai, mengembangkan sikap terhadap kelompok dan lembaga-lembaga sosial, mencapai kebebasan pribadi.

4.

15

Tugas perkembangan pada masa remaja antara lain yakni: Mampu menjalin hubungan yang lebih matang dengan sebaya dan jenis kelamin lain, mampu melakukan peran-peran sosial sebagai laki-laki dan wanita, menerima kondisi jasmaninya dan dapat menggunakannya secara efektif, memiliki kemandirian emosional dari orang tua dan orang dewasa lainnya. memiliki perasaan mandiri dalam bidang ekonomi, mampu memilih dan mempersiapkan diri untuk sesuatu pekerjaan, belajar mempersiapkan diri untuk perkawinan dan hidup berkeluarga, mengembangkan konsep-konsep dan keterampilan intelektual untuk hidup bermasyarakat, memiliki perilaku sosial seperti yang diharapkan masyarakat, memiliki seperangkat nilai yang menjadi pedoman bagi perbuatannya. beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

5. Tugas perkembangan pada masa dewasa antara lain yakni Memilih pasangan hidup, belajar hidup bersama pasangan hidup, memulai hidup berkeluarga., memelihara anak, mengelola rumah, memulai kegiatan pekerjaan, bertanggung jawab sebagai warga masyarakat, warga negara. menemukan persahabatan dalam kelompok sosial.

6. sekolah merupakan faktor penentu bagi perkembangan kepribadian anak baik dalam cara berfikir, bersikap maupun cara berprilaku. Sekolah berperan sebagai substitusi orang tua. Sekolah mempunyai peranan atau tanggung jawab penting dalam membantu para siswa mencapai tugas perkembangannya. Sekolah seyogianya berupaya untuk menciptakan iklim yang kondusif atau kondisi yang dapat memfasilitasi siswa untuk mencapai perkembangannya.


DAFTAR PUSTAKA

Alimin, Z. 2008. Tugas-tugas Perkembangan, [Online] Tersedia: http://www.anakciremai.com/2008/07/makalah-psikologi-tentang-perkembangan_02.html [07 Februari 2012]

Aljauhari, Tanto. 2010. Fase.. dan ….TugasPerkembangan, [Online].. Tersedia:http://jawharie.blogspot.com/2010/11/fase-dan-tugas-perkembangan [10 Februari 2012]

Budiamin, A., dkk. (2006). Perkembangan Peserta Didik. Bandung: UPI Press.
Lingkan, J. 2011. Tugas-tugas Perkembangan Peserta Didik, [Online] Tersedia:
http://jeylen-lingkan.blogspot.com/2011/10/tugas-tugas-perkembangan-peserta-didik.html [07 Februari 2012]

Yusuf, Syamsu, M.Pd., (2008). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: Rosda Karya.